Deskripsi
Keprihatinan Nabi Muhammad SAW terhadap Al Qur’an diabadikan dalam Surat Al Furqaan: 30, layak kita renungkan. Berkatalah Rasul: ”Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan”. Ismail Raji al Faruqi, mantan Gubernur Palestina, sejak tahun 1986 dikenal sebagai penggagas Islamisasi Ilmu Pengetahuan, sangat prihatin terhadap kondisi umat Islam yang tenggelam dalam sistem pendidikan Barat. Ia berfikir, tak ada cara lain untuk membangkitkan Islam kecuali dengan mengkaji kembali kultur keilmuan Islam masa lalu, masa kini dan keilmuan Barat untuk kemudian mengolahnya menjadi keilmuan rahmatan lil ‘alamin, melalui apa yang ia sebut Islamisasi Ilmu Pengetahuan, sejalan dengan misi diturunkan Al Qur’an Surat Al ‘Alaq 1- 5, yaitu misi tauhid, misi kemanusiaan (syari’at) dan misi ilmu pengetahuan. Untuk melakukan Islamisasi Ilmu, menurutnya, diperlukan tiga sumbu tauhid: (1) Pertama: adalah kesatuan ilmu pengetahuan. (2) Kedua: adalah kesatuan hidup. Di sini semua disiplin ilmu harus mengabdi pada tujuan penciptaan. Dan (3) Ketiga: adalah kesatuan sejarah, bahwa segala disiplin ilmu akan menerima sifat yang ummatis dari seluruh aktifitas kemanusiaan dan mengabdi pada tujuan umat manusia, sehingga semua disiplin ilmu (ilmu syari’ah dan semua cabang ilmu pengetahuan) harus bersifat tauhid- humanistis. (Ismail Raji al Faruqi dalam Republika, 13 -01- 2013).
Buku ini mencoba memperhatikan perjalanan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan abad kebangkitan Islam Pertama pada Abad Pertengahan hingga antitesis dari keyakinan para ilmuwan Barat Modern saat ini terhadap akhir dari penemuan ilmu pengetahuan, kemudian disusun dalam pemikiran dengan harapan untuk mencerdaskan umat agar shaleh secara individual dan sosial.
Buku ini kami beri judul: “Samudera Ilmu Sunnatullah Empirik, Dalam Perspektif Filsafat Ilmu, Etika Terapan dan Agama”, agar umat cerdas melakukan amal shaleh sehingga terhindar dari jebakan ilmu pengetahuan sekuler, mencakup bahasan:
Bab 01: Membedakan Pengetahuan (Ainul Yaqin), Ilmu Pengetahuan (Ilmu Yaqin) dan Ilmu Sunnatullah Empirik (Haqqul Yaqin)
Bab 02: Pendekatan Filsafat Ilmu Pengetahuan (Sains) Tauhid
Bab 03: Ilmu Sunnatullah Empirik (Haqqul Yaqin) Sebagai Hukum (Law) Sebab-Akibat di Alam Natural dan Sosial.
Bab 04: Sunnatullah Empirik Tentang Sejarah Perkembangan Pemikiran Ilmu Pengetahuan
Bab 05: Fakta Empirik Hasil Pengamatan: Dari Rukyat Menjadi Hisab
Bab 06: Petunjuk Al Qur’an Tentang Fakta Empirik Sub-Atomis, Dimensi Malaikat.
Bab 07: Iman Pada Qadla-Qadar Sebagai Aqidah Mendalami Samudera Ilmu Pengetahuan Sunnatullah Empirik
Bab 08: Rujukan Al Qur’an Tentang Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Sunnatullah Empirik
Bab 09: Metode Penelitian Sunnatullah Empirik
Bab 10: Metode Ilmiah Mendalami Samudera Ilmu Sunnatullah Empirik.
Bab 11: Implimentasi Ilmu Sunnatullah Empirik Dalam Perspektif Filsafat Etika Terapan dan Agama.
Bab 12: Meniti Jalan Takwa Bagi Ilmuwan Sunnatullah Empirik
Penulis buku ini berharap agar bacaan ini dapat merangsang Ulama dan para Cendikiawan untuk menelaah lebih mendalam, bahu-membahu menjadikan kandungan ilmu pengetahuan Sunnatullah Empirik dalam Al Qur’an dan As Sunnah untuk mencerdaskan umat, berperilaku shaleh dan benar secara individual dan social, untuk memberikan jawaban menyiapkan kejayaan umat Islam pada abad ke depan. Insya Allah. Amin 3x.
Preview daftar isi dapat dilihat di tautan berikut.
Ulasan
Belum ada ulasan.